Cukup Shalat Dhuha 2 Rakaat, kamu udah bersedekah ke 360 sendi ditubuhmu
Dhuha itu menjadi hal
yang penting, apalagi bagi kamu yang ngakunya “aktivis dakwah”.
Emangnya
aktivis dakwah doang yah yang kudu dhuha? Yah kagak. Kamu juga boleh. Bagi
siapapun juga boleh dan udah semestinya siapapun itu komit untuk selalu dhuha
tiap pagi, tiap pagi loh bukan tiap sore apalagi malam :D. Emang dhuha tu apaan sih? Kog kalo gw
lihat, tiap pagi gak di fb, di twitter ampe di hp gw aja (sms) pada bilangin
“yuk dhuha, mari dhuha” dan sejenisnya deh. Nah kamu pengen tau, dhuha tuh
apaan? Yupz, pengen banget. Apaan? yaudah, yuk kita bahas.
![]() |
Komitmen dhuha tiap pagi @Fatmavhey
|
Nih,
ngeblog kali ini, fatma mau berbagi info keutamaannya dhuha. Moga aja info ini
bisa nularin ke kamu-kamu semua untuk rajin dhuha yah
Kapan sebaiknya kita melaksanakan
shalat dhuha? Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar
¼ jam setelah munculnya matahari sampai menjelang zawal (tergelincirnya matahari), selagi belum masuk waktu
terlarang untuk shalat dzuhur.
Niat Sholat dhuha
Untuk niat sholat dhuha hampir
sama dengan sholat sunah lainnya, yaitu sebagai berikut
“Ushallii
sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa”
arti dalam bahasa Indonesia : Aku niat
shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah.
Adapun hadits-hadits
yang berbicara mengenai keutamaan shalat Dhuha, di antaranya adalah sebagai
berikut:
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى .
“Diriwayatkan dari Abu Dzar a dari Nabi n bahwa Beliau bersabda, ‘Setiap ruas tubuh masing-masing dari kalian setiap harinya memiliki kewajiban untuk bersedekah. Setiap tasbih (memahasucikan Allah) adalah sedekah; setiap tahmid (memuji Allah) adalah sedekah; setiap tahlil (membaca lâ ilaha illallâh) adalah sedekah; setiap takbir (memahabesarkan Allah) adalah sedekah; memerintahkan kemakrufan adalah sedekah dan mencegah kemunkaran adalah sedekah. Namun itu semua dapat diganti dengan dua rakaat yang dikerjakan oleh seseorang dari waktu dhuha (mengerjakan shalat Dhuha)’.” (HR. Muslim)
عَنْ بُرَيْدَةَ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : فِي الْإِنْسَانِ سِتُّوْنَ وَثَلَاثُ مِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً . قَالُوْا : فَمَنْ الَّذِيْ يُطِيْقُ ذَلِكَ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ ؟ قَالَ : النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوْ الشَّيْءُ تُنَحِّيْهِ عَنِ الطَّرِيْقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ .
“Diriwayatkan dari Buraidah a bahwa ia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah n bersabda, ‘Pada diri manusia terdapat tiga ratus enam puluh tiga ruas. Ia memiliki kewajiban bersedekah atas setiap ruas tersebut.’ Para sahabat bertanya, ‘Siapakah yang mampu melakukan hal itu, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Ludah di dalam masjid yang ia timbun (dibersihkan) atau sesuatu (penghalang) yang ia singkirkan dari jalanan (bisa mewakili kewajiban sedekah). Jika engkau belum mampu, dua rakaat shalat Dhuha sudah memadai untuk mewakili kewajibanmu bersedekah’.”
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : أَوْصَانِيْ خَلِيْلِيْ بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوْتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ .
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah a bahwa ia berkata, ‘Kekasihku (Rasulullah) memberikan pesan (wasiat) kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal nanti. Yaitu puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan tidur dalam keadaan sudah mengerjakan shalat witir’.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan dari Anas secara marfu‘, “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak dua belas rakaat, maka Allah f akan membangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga.”
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَ لَهُ ذُنُوْبُهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ .
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah a bahwa Rasulullah n bersabda, ‘Barangsiapa memelihara pelaksanaan shalat Dhuha yang genap jumlah rakaatnya, maka diampunilah dosa-dosanya, sekalipun banyaknya laksana buih lautan’.” (HR. Tirmidzi)
Berikut ini adalah beberapa hadits
Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di
antaranya:
1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh
manusia
Dari
Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
“Di
setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan
subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah
sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir
adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari
kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).
2.
Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash
radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah
saw mengirim sebuah pasukan perang,
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan
(ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang
dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan
diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu
Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat
dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan)
nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul
saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke
dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat
tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat
kembalinya.” (Shahih
al-Targhib: 666)
3.
Sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan shalat
Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan
dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa
yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia
akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih
al-Jami`: 634)
4.
Memperoleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa
Rasulullah saw berkata:
Allah
ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari
awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih
al-Jami: 4339).
Dalam
sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna
adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”
(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla
berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku
akan mencukupimu di sore harimu”)
5.
Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw
bersabda:
“Barang
siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat
wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang
keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang
melaksanakan `umrah…” (Shahih
al-Targhib: 673).
Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan
bahwa Nabi saw bersabda:
“Barang
siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah
usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat
(Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna,
sempurna, sempurna..” (Shahih
al-Jami`: 6346).
6.
Ampunan Dosa
“Siapa
pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh
Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi).
Semoga sedikit kutipan
mengenai Keutamaan Shalat Dhuha ini bisa membuat kita lebih giat lagi dalam
menjalankan shalat dhuha dan bagi yang belum melaksanakannya bisa memulai untuk
menjalankannya
“Barang siapa shalat
Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R.
Tirmiji dan Abu Majah)”
“Siapapun yang
melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah,
sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (H.R Tirmidzi)
“Dari Zaid bin Arqam ra.
Berkata,”Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang shalat dhuha‘.
Beliau bersabda,?Shalat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah
hari).” (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
“Rasulullah bersabda di dalam Hadits
Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas
mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku
cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani)
“Barangsiapa yang masih
berdiam diri di masjid atau tempat shalatnya setelah shalat shubuh karena
melakukan i’tikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat shalat dhuha disertai
tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni
meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR Abu Daud)
Tata cara sholat dhuha
Tata cara sholat dhuha hampir sama
dengan sholat sunah pada umumnya,
1. Setelah membaca niat seperti yang telah tertulis
diatas kemudian membaca takbir,
2. Membaca doa Iftitah
3. Membaca surat al Fatihah
4. Membaca satu surat didalam Alquran. Afdholnya rakaat
pertama membaca surat Asy-Syam dan rakaat kedua surat Al Lail
5. Ruku’
6. I’tidal
7. Sujud pertama
8. Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya
9. Sujud kedua
10. Setelah
rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian
Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat
selanjutnya dilakukan sama seperti contoh sebelumnya.
Doa setelah shalat dhuha
“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu
dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan
adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku
berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka
keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh
dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku),
datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.
Comments